Dear Diary,
Aku ingin sekali memiliki kekuatan yang dimiliki oleh
tokoh-tokoh di serial tv Heroes yang sering kutonton.
Aku ingin seperti Matt Parkman yang bisa membaca dan
mempengaruhi pikiran orang, Becky Taylor yang tak terlihat agar aku bisa
memandangi orang tanpa ketahuan, Isaac Mendez yang bisa mengetahui masa depan melalui
gambarannya agar aku tahu tentang masa depan, dan Hiro Nakamura yang bisa
menjelajahi waktu agar aku bisa kembali ke masa lalu maupun ke masa depan.
Semua itu akan aku dedikasikan untuk seseorang….Bumi.
with
love,
Mawar
Mawar menutup
buku hariannya dan memasukkannya ke dalam laci meja belajarnya. Ia mengambil
selembar foto dari dalam laci itu sebelum menutupnya. Itu fotonya bersama Bumi dan
teman-teman sekolahnya yang diambil saat lulus SMP tahun lalu.
Bumi adalah teman sekolahnya sejak SMP. Mereka tak dekat,
bahkan tak saling mengenal sampai satu perlakuan Bumi pada Mawar tanpa disadari
menumbuhkan benih-benih cinta di hati Mawar. Bumi memang pujaan para gadis di
sekolahnya, sedangkan Mawar hanya gadis biasa yang sekarang mulai dekat dengan
Bumi karena sering berada di kelompok belajar yang sama.
***
Hampir jam 7
pagi, semua murid sudah berada di kelas masing-masing dan siap menerima
pelajaran.
Bumi meraih kotak
dan secarik kertas kecil berwarna pink dari dalam laci mejanya. Kotak itu
berisi Ipod Touch. Ia tak menyangka akan mendapatkannya dari secret admirer-nya.
Bumi perlahan
membuka kertas itu. Sudah lama ia tak mendapatkan hadiah dari seorang penggemar
misterius, biasanya bila ada yang mau memberinya hadiah ya mereka akan langsung
memberikan padanya.
Dear
Bumi,
Aku tahu
kamu Ipod mu rusak beberapa hari lalu.
Jangan sampe rusak lagi ya…
NB: jangan gigit bibir terus, nanti luka loh…
with
love,
Lotus
Bumi celingukan
sesaat lalu mengerutkan dahinya. Bingung. Bukan tentang kadonya atau pemberinya,
tapi karena isi kertas itu. Bukan tentang si pemberi yang tahu tentang Ipod nya,
tapi tentang bagaimana si pemberi bisa tahu apa yang dia lakukan saat ini.
Sementara dari sudut kelas Mawar tersenyum penuh
arti melihat ekspresi Bumi. Ia bernafas lega saat Bumi memasukkan Ipod itu ke
dalam tasnya.
***
Keesokan
harinya…
Bumi terkejut
saat menemukan kotak berisi lampu meja berbentuk matahari berwarna orange di
laci mejanya, lagi. Tepat di bawah matahari itu bertengger hiasan berbentuk
pohon dan ada pria duduk di sebuah kursi panjang, sendirian. Entah apa
maksudnya ini. Biasanya dia selalu menerima hadiah dari gadis-gadis yang
berhubungan dengan bentuk hati atau sepasang muda mudi yang lagi berduaan.
Di sisi kotak
itu terselip secarik kertas berwarna hijau daun. Sebelum membukanya Bumi sempat
menebak-nebak pasti seseorang bernama Lotus itu lagi yang menaruhnya di sini.
Dear
Bumi,
Andai
aku adalah matahari, aku akan menyinari hari-harimu agar harimu selalu cerah
dan tak pernah redup.
Andai aku adalah pohon, aku akan selalu berada di dekatmu
untuk meneduhkanmu dengan daun-daunku yang rindang.
Dan… andai aku kursi, aku akan menjadi tempat ternyaman untuk
melepaskan segala lelahmu.
with
love,
Lotus
Bumi tersenyum dan memasukkan kotak berisi lampu
meja itu ke dalam tasnya. Walau sejujurnya Bumi tidak termasuk cowok yang
menyukai sesuatu yang romantis atau puitis, tapi perlakuan si Lotus ini menjadi
hiburan tersendiri baginya. Dan lagi-lagi hati Mawar bersorak gembira.
Sesampainya di rumah, Mawar segera masuk ke
kamarnya. Ia melompat-lompat kegirangan. Hadiah keduanya diterima lagi oleh
Bumi. Ia men-turn on komputernya,
mem-play beberapa lagu kesukaannya
dengan winamp. Tak ayal Mawar ikut
bernyanyi.
“Haaaah.. kira-kira dia penasaran nggak ya sama
aku?” Mawar berpikir sesaat, kemudian ia terkikik saat membayangkan wajah Bumi
yang penasaran.
***
Mawar kembali
menaruh hadiah di laci meja Bumi pagi-pagi sekali. Ia rela bangun pagi-pagi
sekali dan berangkat ke sekolah bahkan sebelum gerbang terbuka. Ia juga rela
bersusah payah memanjat pagar sekolah yang Na’uzubillah
tingginya.
Dengan santai ia
membuka gembok kelas dengan kunci yang ia pinjam dari penjaga sekolah dengan
alasan yang mulia. “Aku mau beresin kelas tiap pagi biar begitu teman-teman
datang, kelas sudah rapi dan bersih,” begitu katanya. Tapi untungnya si penjaga
sekolah nggak curiga dan langsung memberikan kunci itu padanya.
Kali ini Mawar
akan memberikan beberapa buah burung-burungan dari kertas origami yang beraneka
warna. Sengaja hanya dibuat 8 buah karena ia suka angka itu. Satu-satunya angka
yang mempunyai nilai yang cukup tinggi dan bila diputar 180˚ maka akan menghasilkan hasil yang sama dengan
semulanya, bila diputar 90˚ akan
menghasilkan tanda ‘tak terhingga’.
Dear Bumi,
Mungkin hadiahku kali ini terkesan
sederhana, bahkan tak berharga bagimu.
Tapi bagiku ini sangat berharga.
Aku pernah menonton salah satu film
drama Jepang di mana sang gadis memberikan sebuah karya dari origami dalam
jumlah besar kepada pacarnya sebagai perwujudan rasa sayangnya.
Aku sengaja hanya
memberimu 8 buah karena menurutku itu angka yang perfect.
with
love,
Lotus
Jujur
saja, Mawar sempat pusing memikirkan hadiah ini. Namun seketika ia teringat
dengan film drama Jepang jaman dulu yang pernah ia tonton. Dan ia pun akhirnya
tergugah untuk melakukan hal yang sama.
***
Mawar kembali
dipusingkan dengan pilihan barang yang akan dihadiahkannya pada Bumi. Tapi
lagi-lagi sebuah ide masuk ke kepalanya dengan liar ketika melewati pekarangan
rumahnya yang ditumbuhi beberapa jenis bunga kesukaan Mamanya.
Tapi ada
keraguan melanda hatinya ketika ia ingin menaruh hadiah itu di dalam laci meja
Bumi. Ia tak yakin Bumi akan menyukai hadiahnya kali ini. Kemudian segera ia
singkirkan jauh-jauh keraguannya dan berharap semoga Bumi mau menerimanya. Namun
ketika ia melihat Bumi berjalan ke arah kelas, dengan secepat kilat tangannya
mengambil sebuket bunga yang ia taruh di laci meja Bumi tadi. Ia benar-benar
yakin hadiahnya kali ini sama sekali tidak pas.
Bumi merogoh
laci mejanya dan heran karena hari ini lacinya kosong. Ia bukan mengharapkan
kado dari penggemar rahasianya itu, hanya saja ia penasaran dengan orang di
balik hadiah-hadiah yang ia terima belakangan ini.
“Nggak dapet
hadiah aneh lagi lo, Bum?” tiba-tiba Ari bersuara.
“Mungkin dia
lagi bokek kali,” sambung Dimas
dilanjutkan gelak tawa yang lainnya.
Bumi hanya menanggapinya dengan senyuman manisnya
saja. Sementara di sisi lain Mawar sedang bingung memikirkan hadiah yang akan
dia beri besok dan hari selanjutnya hingga misinya selesai.
***
Pagi
yang cerah menyambut hari baru Mawar. Ia pun sudah siap berangkat ke sekolah
dengan senyum yang sangat lebar dan percaya diri. “Bumi, I’m coming!” ucapnya saat akan keluar rumah.
Sepanjang
perjalanan ke sekolah, tangannya menggenggam kotak persegi lumayan tebal yang
dibungkus dengan poster bergambar grup band luar negeri kesukaannya yang
belakangan baru ia ketahui bahwa Bumi juga menyukainya.
Seperti
biasa, begitu tiba di kelas dan menduduki bangkunya, Bumi segera merogoh ke
dalam lacinya. Dan hari ini tangannya menyentuh sesuatu dalam lacinya yang
segera ia tarik ke luar. Dengan senyum tipis ia membolak balik bungkusan itu,
lalu dengan hati-hati tanpa ingin merusak bungkusnya ia membuka hadiahnya itu.
Dear Bumi,
Aku tau kamu fans fanatic seorang Bob Marley. Jadi aku
berusaha mencari album nya dari yang pertama sampai yang terbaru. Tapi karena
aku nggak terlalu paham jadi mohon dimaklumi kalau ada album nya yang terlewat
Aku juga tau kalau kamu suka band You Me At Six jadi saat mereka
tur 4 kota di Indonesia beberapa bulan lalu aku sengaja membawa 2 poster agar
aku bisa memberimu poster mereka lengkap dengan tanda tangan mereka yang asli J
with
love,
Lotus
Bumi melebarkan poster itu
dan benar saja tepat di bagian bawah poster ada tanda tangan
Josh Franceschi, Chris Miller, Max Helyer, Matt
Barnes serta Dan Flint. Dan yang mengejutkan lagi ada memo singkat sudut kanan
bawah yang berbunyi, “For Bumi from You Me At Six”.
Senyum Bumi
semakin mengembang saat memasukkan kedua benda tersebut ke dalam tasnya yang
saat itu tak begitu penuh. Sementara, di kursinya Mawar terkekeh kecil melihat
Bumi begitu senang atas hadiahnya. “Berhasil lagi!” teraiknya dalam hati.
***
Keputusannya
mengunjungi sebuah toko buku siang itu adalah keputusan yang membawa keuntungan
untuknya. Kebetulan sekali ia sedang mencari hadiah untuk diberikan ke Bumi.
Karena hari ini sekolah libur, jadi ia harus datang ke rumahnya dan menaruhnya
di….mmmh.. mungkin di depan pintu rumahnya.
Dengan
mengendap-endap Mawar memasuki pekarangan rumah Bumi yang nampak lengang.
Mungkinkah tak ada orang di rumah? Entahlah. Tepat di depan pintu rumah Bumi Mawar
menaruh buku ensiklopedi yang diberi pita berwarna biru muda. Di atasnya
tertempel sebuah kartu berwana senada dengan pitanya.
Beberapa saat
kemudian seseorang dengan motor bitunya memasuki pekarangan, dengan secepat
kilat Mawar bersembunyi. Saat hendak masuk ke rumah mata Bumi menangkap suatu
benda yang tersandar di pintu, ia segera memungutnya. Sebuah buku ensiklopedi
tebal berpita biru.
Dear
Bumi,
Bukannya
aku ingin mempermainkanmu dengan hadiah-hadiah ini, aku cuma ingin mengutarakan
perasaanku lewat hadiah-hadiah ini.
Besok
adalah hadiah terakhirku buat kamu.
Dan kamu
akan tau siapa aku.
Aku si
Lotus yang tumbuh liar di air.
Aku si
Lotus liar yang takkan mengemis cintamu.
Aku si Lotus liar hanya ingin mengatakan apa yang tak mudah
dikatakan dan melakukan apa yang tak mudah dilakukan.
with
love,
Lotus
Surat kali ini lebih panjang dari biasanya. Bumi
semakin penasaran dengan sosok si Lotus ini. Hati Mawar pun deg-degan menanti
hari esok. Ia takut setelah mengetahui siapa orang yang selalu memberi
hadiah-hadiah itu, Bumi akan mengolok bahkan menjauh darinya karena merasa
risih atau apalah. Sementara di kamarnya, Bumi menduga-duga sosok Lotus ini.
Tapi ia belum yakin dugaannya itu benar.
***
BLETAK!!
Sebuah ukulele
berpita merah darah tanpa sengaja terlepas dari tangan Mawar, jatuh membentur
aspal jalan dan terbelah dua. Mawar segera berlari meninggalkan Bumi yang saat
itu sedang duduk sambil tertawa riang bersama wanita cantik berkulit putih dan
berambut panjang di teras rumah Bumi. Mereka terlihat sangat mesra.
Karena suara
yang ditimbulkan ukulele yang jatuh itu cukup keras sehingga mampu membuat Bumi
dan wanita itu menoleh kaget. Bumi sempat melihat Mawar masuk ke dalam taxi.
Kemudian Bumi segera memungut ukulele rusak itu dan membaca kertas yang
tertempel di badan ukulele.
Dear
Bumi,
Sejujurnya
berat untukku mengungkap siapa diriku sebenarnya.
Tapi genta
bukanlah genta sebelum dibunyikan. Lagu bukanlah lagu sebelum dinyanyikan.
Cinta di sanubari bukan untuk dipendam. Cinta bukanlah cinta sebelum
dipersembahkan.
Coba deh
kamu gabungin huruf awal dari keenam hadiah yang aku kasih, pasti akan
terbentuk satu kalimat yang sudah lama ingin aku ucapkan.
Bumi,
Aku adalah Lotus itu.
Lotus liar yang takkan menyerah sebelum berperang, walau
pada akhirnya kekalahan yang kudapat.
with
love,
Mawar
***
Mawar membanting
pintu kamar sekuat-kuatnya sehingga membuat seluruh penghuni rumah tersentak
kaget. Di hari minggu yang cerah ini Mawar malah ngamuk-ngamuk. Mawar hanya
bisa menangis di kamarnya. Hatinya hancur berkeping-keping melihat Bumi dan
wanita tadi. Walau ia juga sudah pernah mengatakan pada Bumi melalui suratnya
bahwa ia tak akan mengemis cinta Bumi tapi ia tak menyangka melihat Bumi
bersama wanita lain benar-benar mampu meluluh lantahkan hatinya.
“Aku bodoh! Bodoh! Bukannya dari awal aku melakukan
ini hanya untuk memberitahu Bumi tentang perasanku? Tapi kenapa jadi begini?
Bukannya dari awal juga udah dapat dipastikan Bumi nggak akan pernah ngerasain
hal sama kayak aku? Sadar Mawar, sadar! Bumi itu cowok populer dengan jutaan
penggemar, sementara kamu cuma salah satu cewek yang ngarep untuk jadi
pacarnya.”
***
Senin pagi yang
sangat tak diinginkan Mawar akhirnya datang. Tanpa bisa menolak dengan malas
Mawar bangun dari tempat tidurnya dan bersiap berangkat sekolah. Semua
tersentak melihat gadis kecil mereka matanya sembab dan mukanya yang biasanya
cerah sekarang redup. Tanpa sempat bertanya Mawar sudah melesat pergi dari
hadapan mereka.
Saat memasuki
ruang kelas, kursi Bumi masih kosong. Ia belum datang padahal biasanya jam
segini dia sudah datang dan mengobrol dengan teman-temannya. Saat hendak
menaruh tasnya di atas meja, Mawar menemukan selembar kertas.
Aku
tunggu di taman belakang sekolah
Sekarang
Seseorang mengajaknya bertemu di
taman belakang sekarang juga, tapi tak ada nama pengirimnya. Mungkinkah ada
yang mau mengerjainya, ia bertanya-tanya dalam hati. Dengan ragu ia berjalan
menuju taman belakang sekolah.
Begitu sampai di sana Bumi nampak
sedang duduk di bawah pohon yang rindang ketika Mawar tiba di taman belakang
yang lengang. Ternyata orang itu Bumi.
“Bumi,” panggil Mawar.
Bumi menoleh kearah suara dan
mendapati Mawar berdiri di sebelahnya dengan mata sembab.
“Mata kamu kenapa?” tanyanya seraya
bangkit.
Mawar hanya menggeleng. “Kenapa
kamu suruh aku ke sini? Kamu mau ngejek aku atas semua kekonyolan aku? Atau
kamu mau kembaliin hadiah-hadiah itu karena ternyata pengirim hadiah-hadiah itu
nggak sesuai dengan yang kamu bayangkan?”
“Buat apa aku ngejek kamu atau
negmbaliin hadiah-hadiah itu? Barang-barang yang kamu kasih unik dan aku suka.
Trima kasih, ya.” Bumi melangkah mendekati Mawar. “Aku juga mau minta maaf
karena udah bikin kamu sedih kemarin. Dulu aku pernah memohon pada Tuhan untuk
mempertemukan aku pada jodoh pilihanNya dengan tanda black rose, aku berjanji untuk senantiasa memberi kebahagiaan
padanya. Dan tepat beberapa minggu yang lalu aku baru menyadari kehadirannya…”
“Iya aku tahu kok, cewek cantik
kemarin pacar kamu, kan? Aku nggak apa-apa, kan aku udah bilang aku nggak akan
ngemis cinta kamu,” potong Mawar. Walau sebenarnya ia ingin menangis tapi ia
mencoba untuk tegar di depan Bumi.
Seketika bibir Bumi menyunggingkan
senyum, senyum yang sangat manis membuat luka hati Mawar semakin perih. “Cewek
kemarin itu Lidya, adikku yang baru datang dari Yogya. Dan black rose itu…..kamu.” Seketika kerongkongan Mawar kering,
jantungnya seakan berhenti berdetak setelah mendengar ucapan Bumi barusan.
“Maksudnya?” tanya Mawar.
“Beberapa kali aku pacaran dengan
cewek selalu aja rusak dengan berbagai alasan. Tapi setelah kenal kamu lebih
dekat aku langsung yakin kamu black rose
pemberian Tuhan, Mawar dengan bola mata hitam. Kamu mau kan jadi black
roseku selamanya? Dan membiarkan aku untuk menepati janjiku pada Tuhan?”
Mawar tersenyum bahagia dan
mengangguk perlahan lalu masuk dalam pelukan Bumi dan mendekapnya seakan tak
ingin melepaskannya walau hanya sedetik. Bumi mendekatkan bibirnya ke telinga Mawar. "I love u too," bisiknya.
0 comments:
Post a Comment